PAY4D slot jepang slot 1000 slot jepang

Rene Hake, Asisten Baru Manchester United dengan Visi Sepak Bola Seperti Erik ten Hag

Rene Hake, Asisten Baru Manchester United dengan Visi Sepak Bola Seperti Erik ten Hag

BeritaBola99 – Fans Manchester United antusias menanti bergulirnya musim 2024-2025. Pasalnya, pergerakan Red Devils di musim panas 2024 di bawah INEOS, perusahaan milik Sir Jim Ratcliffe, terbangun rapih mulai dari manajemen, staf pelatih, hingga kini fokus merekrut pemain baru.

Dari manajemen sosok teranyar yang datang menyusul Omar Berrada dan Jason Wilcox adalah Dan Ashworth, mengisi peran Direktur Olahraga, kemudian diikuti perombakkan di area staf kepelatihan dengan perginya Mitchell van der Gaag dan Benni McCarthy.

Kepergian keduanya digantikan dengan dua sosok pelatih dari Belanda, Rene Hake dan Ruud van Nistelrooy, yang disambut Erik ten Hag dan juga menambah nuansa Belanda di dalam tim.

Rene Hake dan Ruud van Nistelrooy (Foto: Laman Resmi Manchester United)

“Saya senang Rene dan Ruud setuju untuk bergabung dengan proyek kami, menambah banyak pengalaman, pengetahuan, dan energi baru bagi staf,” ucap Ten Hag dikutip dari laman resmi Man United.

“Sekarang adalah saat yang tepat untuk menyegarkan tim pelatih saat kami berupaya membangun pencapaian dalam dua tahun terakhir, dan mendorong ke level berikutnya.”

Ruud van Nistelrooy tidak asing lagi bagi fans Man United, sebab ia legenda klub di era Sir Alex Ferguson dan membela klub pada medio 2001-2006. Van Nistelrooy memulai karier kepelatihan pada 2018 dengan PSV Eindhoven U-19, kemudian ke Jong PSV, dan semusim melatih tim senior PSV.

Sosok Rene Hake cukup menarik karena tak banyak yang cukup mengenalnya, selain dari fans yang mengikuti perkembangan sepak bola Belanda. Asing untuk fans tapi tidak untuk Ten Hag yang sudah sangat mengenalnya.

Sekilas Karier Rene Hake

Erik ten Hag dan Rene Hake (Foto: Getty Images/Dailymail)

Pernah mencoba jadi pemain profesional di SC Oranje tapi tidak sukses, kemudian Rene Hake belajar di CIOS, Heerenveen, pada institusi edukasi untuk pelatihan vokasi dan bidang olahraga serta pendidikan jasmani.

Rene Hake, 52 tahun, memulai karier kepelatihan pada 2003 bersama Emmen U-19 yang terus berlanjut dengan Twente U-19 dan U-21, Emmen (tim senior), asisten pelatih Zwolle dan Twente, dan jadi pelatih kepala Twente, Cambuur, Jong Utrecht, Utrecht, dan Go Ahead Eagles.

Reputasinya terangkat di Belanda karena catatan bersama Eagles, kala Hake membawa tim finish di urutan sembilan Eredivisie musim lalu, tim lolos ke Eropa untuk kali pertama melalui jalur UEFA Conference League.

Berbagi Visi Sepak Bola dengan Erik ten Hag

“Dia (Hake) sangat bersemangat, ambisius, tapi juga sangat yakin pada dirinya sendiri.”

“Dia adalah seorang pelatih dengan latar belakang CIOS yang bekerja dengan sangat metodis. Rene memiliki kompetensi yang tidak Anda pelajari di lapangan sepak bola.”

Pujian Ten Hag kepada Hake tidak datang begitu saja, keduanya sudah saling mengenal dan respek satu sama lain saat bertemu di Twente.

Erik ten Hag dan Rene Hake (Foto: Dailymail)

“Kami (Hake dan Ten Hag) berpikiran sama tentang banyak hal dalam kehidupan dan sepak bola,” kata Hake kepada Voetbal International pada 2021 soal Ten Hag.

“Di Twente kami bekerja sama secara intensif dan kami saling menularkan, dalam arti yang baik.”

“Sebagai hasilnya, Anda juga mendorong satu sama lain menuju wawasan dan rencana baru. Hal ini menciptakan semacam visi bersama.”

“Kami berdua menyukai permainan ini dan mungkin metode kerja kami sebagian sama. Kami berdua tidak menolak kerja keras.”

Pada 2005 Hake, putra dari Rudolf dan Hanny Kane, memulai karier di tim muda FC Twente dan hubungan profesional dengan Ten Hag terus berlanjut setelahnya.

Hake berumur 30 tahun ketika Ten Hag memberinya tanggung jawwab dengan tim paling seniot di akademi Twente.

Pola pikir analis dan perhatian pada detail jadi nilai lebih yang dilihat Ten Hag dari Hake, yang juga memiliki julukan “Football Animal” di Belanda, merujuk dengan ketegasannya kepada pemain untuk mengelurkan potensi terbaik mereka.

Dalam video dokumenter “No Guts, No Glory” Hake terlihat memarahi skuad Utrecht di kamar ganti pemain. Video itu viral setelah kabar Man United menginginkannya untuk jadi asisten pelatih – fans berharap skuad terkini juga tidak malas-malasan saat bermain.

“Hubungan yang baik dengan staf sangatlah penting. Itu sangat berarti bagi saya ketika kami bersenang-senang bersama,” terang Hake.

“Saya melihat mereka lebih dari keluarga saya sendiri. Setiap anggota staf memiliki ikatan yang berbeda dengan pemain, yang berarti Anda mendapatkan informasi yang berbeda.”

Berbekal visi sepak bola yang sama dengan Ten Hag, juga korelasi Belanda di Man United bersama Van Nistelrooy, Hake dan staf kepelatihan diharapkan dapat membangkitkan Man United musim depan.

WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com