Kecerdasan Taktik Carlo Ancelotti di Balik Trofi LaLiga Ke-36 Real Madrid
BeritaBola99 – Real Madrid berhasil meraih gelar LaLiga ke-36 mereka. Kemenangan Girona 4-2 atas Barcelona memastikan keunggulan pasukan Carlo Ancelotti di puncak klasemen LaLiga tak terbantahkan.
Dengan hanya empat pertandingan tersisa, Real Madrid menduduki puncak klasemen dengan 87 poin, setelah mengamankan kemenangan 3-0 atas Cadiz. Madrid unggul 13 poin dari Girona di posisi kedua dan 14 poin dari Barcelona di posisi ketiga.
Barcelona menjadi tim terakhir yang bisa menghentikan Real Madrid meraih gelar, tetapi harapan mereka lenyap setelah kekalahan di Girona.
Real Madrid kini bisa memfokuskan diri pada pencapaian ganda LaLiga dan Liga Champions. Mereka bersiap untuk pertandingan kandang melawan Bayern Munchen di leg kedua semifinal, Kamis (9/5) WIB. Pada leg pertama Los Blancos menahan imbang Bayern 2-2.
“Tentu saja ini kegembiraan yang terbatas, karena pertandingan terpenting musim ini dengan Bayern juga sangat dekat, tetapi kami harus tetap merasakan kegembiraan,” ujar Ancelotti dikutip Reuters.
“Pertandingan melawan Cadiz itu sulit untuk dipersiapkan, karena pikiran kami sudah tertuju pada tengah pekan. Namun, hingga saat ini, performa kami spektakuler, tim stabil, dan hampir tanpa kesalahan. Keunggulan yang kami miliki sangatlah pantas.”
Pencapaian gelar LaLiga ini menandai perjalanan domestik yang mengesankan, meskipun kiper Thibaut Courtois mengalami cedera lutut yang serius dan bek Eder Militao serta David Alaba cedera di awal musim, ditambah lagi dengan kehilangan besar di lini depan setelah striker Karim Benzema pindah ke Al-Ittihad di Arab Saudi.
Untuk mengatasi tantangan ini, Ancelotti yang berusia 64 tahun sekali lagi harus membuktikan bahwa dia lebih dari sekadar manajer yang pandai mengeluarkan yang terbaik dari para pemainnya, baik yang muda maupun yang berpengalaman.
Kecerdasan Taktik
Kecerdasan taktis Ancelotti berperan penting dalam mengatasi masalah Real Madrid, termasuk penempatan gelandang Aurelien Tchouameni sebagai bek tengah bersama Antonio Rudiger. Ancelotti juga melakukan perubahan sistem yang memungkinkan Jude Bellingham bermain sebagai gelandang serang, memberinya kebebasan untuk maju dan mendukung Vinicius Jr serta Rodrygo di lini depan.
Bellingham telah mencetak 15 gol dalam 16 pertandingan pertamanya, dan bersama dengan Vinicius dan Rodrygo, mereka telah menyumbang 41 dari 74 gol Real Madrid di LaLiga.
Di lini belakang, bek Jerman, Rudiger, mengalami musim terbaik dalam kariernya pada usia 31 tahun, memimpin pertahanan solid Real Madrid yang hanya kebobolan 22 gol dalam 34 pertandingan LaLiga, jauh lebih sedikit dibandingkan dengan Athletic Bilbao, tim dengan pertahanan terbaik kedua di LaLiga, yang kebobolan 33 gol.
“Sebagian besar kesuksesan Real Madrid dicapai ketika kami mulai bertahan dengan lebih baik, berkat komitmen kolektif,” ujar Ancelotti.
“Usaha yang dilakukan oleh para pemain di lini depan sangatlah mengagumkan, namun cedera di awal musim membuat kami menyadari bahwa kesuksesan tidak hanya bergantung pada individu, tetapi juga pada upaya kolektif, dan kami telah melakukannya dengan baik,” tambahnya.
Dua tahun lalu, Ancelotti menjadi manajer pertama yang memenangkan gelar di lima liga top Eropa, dan kini ia menambahkan satu trofi lagi untuk memperkuat posisinya sebagai salah satu pelatih paling sukses dalam sejarah sepak bola.