5 Pelatih Rawan Dipecat pada Jeda Internasional Oktober 2024

BeritaBola99 – Sepak bola di era modern acapkali ‘kejam’. Tidak memberi waktu yang cukup bagi pelatih untuk mengembangkan tim, terutamanya jika itu klub besar yang dituntut juara setiap musimnya.
Tidak terkecuali pemain. Jika tak mampu beradaptasi dengan cepat atau lambat laun tak berkembang, bukan tidak mungkin klub menjualnya seiring dengan derasnya kritik dari publik serta fans kepada pemain yang bersangkutan.
Jeda internasional acapkali dijadikan ‘momen’ bagi klub memecat pelatih jika situasi tak segera membaik. Pada momen tersebut pelatih rawan dipecat karena para pemain, yang dipanggil timnas, pergi ke timnya masing-masing dan tidak ada aktivitas klub.
Jelang jeda internasional Oktober 2024, BeritaBola99 merangkum setidaknya ada lima pelatih yang rawan kehilangan pekerjaannya atau dipecat. Siapa saja?
1. Erik ten Hag

Siklus dua atau tiga musim pelatih Manchester United berpotensi berlanjut musim ini. Kali ini potensi ‘korban’ itu adalah pelatih asal Belanda berusia 54 tahun, Erik ten Hag.
Eks pelatih Ajax Amsterdam sudah melatih Man United sejak 2022, mempersembahkan dua trofi dalam dua musim, tetapi di musim ketiga performa Man United tak menunjukkan perkembangan besar.
Ten Hag sudah belanja pemain mencapai 600 juta poundsterling lebih. Kini, ia dalam ancaman pemecatan menyusul performa naik turun tim, khususnya setelah dibantai beruntun oleh Liverpool dan Tottenham Hotspur di Old Trafford dengan skor 3-0.
2. Russell Martin

Satu poin dari tujuh laga dan juga minim gol, berefek kepada potensi pemecatan Russell Martin di Southampton. Pendapat internal menurut TalkSport terpecah: Direktur Olahraga, Rasmus Ankersen, mendukungnya dan Pemilik Southampton, Dragan Solak, dikabarkan ingin memecatnya.
Kendati sukses membawa The Saints promosi ke Premier League, fakta tim yang masih berada di zona degradasi dan mendapatkan satu poin dapat mengakhiri pekerjaan Martin di klub.
3. Oliver Glasner

Berada di urutan 18 klasemen dari tujuh laga Premier League, setelah musim lalu tampil bagus dan berada di papan tengah klasemen, bukan posisi yang ideal bagi Crystal Palace.
The Eagles belum memenangi satu pun laga, imbang tiga kali dan kalah empat kali. Beberapa waktu lalu Oliver Glasner dikabarkan masih dapat kepercayaan dari manajemen, tetapi pikiran mereka berpotensi berubah pada jeda internasional Oktober.
4. Ruben Baraja

Klub bersejarah dari Spanyol dan pelatih saat ini, Ruben Baraja, adalah saksi hidup dari skuad Valencia yang pernah disegani di Spanyol serta Eropa. Akan tapi kondisi saat ini jauh dari harapan.
Penurunan performa Valencia sudah terjadi lama, tetapi situasi saat ini semakin parah dengan Baraja. Sembilan laga LaLiga sudah berlangsung dan kini Valencia ada di zona degradasi, urutan 18 dengan enam poin dan gawang tim kebobolan 13 gol.
5. Gary O’Neil
Wolverhampton Wanderers ada di zona degradasi dengan satu poin dari tujuh pertandingan. Parahnya lagi, gawang Wolves sudah kebobolan 21 gol.
Teranyar, Brentford menang 5-3 atas Wolves dan pernah kalah 2-6 dari Chelsea. Gary O’Neil, pelatih Wolves, bahkan tak yakin dengan masa depannya di klub.
“Saya tidak tahu (O’Neil soal masa depannya). Saya tidak percaya diri atau tidak percaya diri. Menjadi seorang manajer sepak bola berarti Anda memiliki hari ini dan setelah itu, banyak hal bisa terjadi,” terang O’Neil dikutip dari Metro.
“Hari ini saya memberikan yang terbaik untuk membantu klub sepak bola saya meraih kesuksesan, dan itu jauh di bawah standar yang kami harapkan.”
“Besok saya akan bangun dan melakukan hal yang sama dan suatu saat seseorang akan menyuruh saya berhenti dan saya akan berhenti,” pungkasnya.