Renaissance, Tiga Pelatih Italia di Final Turnamen Antarklub Eropa
BeritaBola99 – Kejayaan sepak bola Italia pernah terjadi di Eropa pada medio 1980, 1990-an hingga awal 2000. Sederet pemain bintang legendaris bermain di Serie A dan ketenaran sepak bola Italia membuat mereka disegani di Eropa.
Semenjak saat itu, sepak bola Italia perlahan meredup dan kalah dengan liga-liga Eropa lainnya yang berkembang, baik dari sisi stadion sepak bola, permainan, hingga kualitas bermain.
Namun, Italia tetap mampu menunjukkan kekuatan mental mengatasi tekanan atau masalah pada momen sulit. Faktanya, timnas Italia pernah menjadi juara Piala Dunia 2006 dan juga Piala Eropa 2020.
Selain itu, Italia tetap mengorbitkan pelatih-pelatih dengan pengalaman, kualitas kepelatihan, dan berkarier di level tinggi Eropa. Coverciano, pusat latihan Italia sekaligus sekolah penghasil pelatih-pelatih bertalenta Italia, tak pernah berhenti memiliki alumni top.
Eropa, dalam hal ini turnamen antarklub Eropa, sudah lama tidak memiliki juara baru dan kans untuk mengakhirinya terbuka lebar musim ini. Dua klub Serie A, Italia, dan tiga pelatih dari Italia mencapai final turnamen antarklub Eropa yang berbeda-beda.
Carlo Ancelotti
Pertama adalah Carlo Ancelotti. Pelatih top Italia dan juga salah satu yang terbaik di dunia. Pengalamannya tidak diragukan lagi. Ancelotti (64 tahun) saat ini membesut Real Madrid di periode dua (pertama pada 2013-2015).
Ancelotti membawa Madrid ke final Liga Champions dan akan mencoba meraih titel ke-15 untuk klub. Dari sisi pencapaian personal, eks pelatih Juventus, AC Milan, dan Chelsea mencapai final Liga Champions keenam dan jadi pelatih pertama yang melakukannya.
Adaptasi menjadi kekuatan terbaik Ancelotti dalam melatih. Dengan variasi taktik yang dimilikinya, Ancelotti menyesuaikan dengan pemain yang ada dalam skuad, memaksimalkan potensi mereka dan memberi kebebasan bermain.
Los Blancos akan melawan Borussia Dortmund di final yang dihelat di Wembley, pada 2 Juni 2024 dini hari WIB.
Gian Piero Gasperini
Membawa Atalanta ke final turnamen antarklub Eropa. Gian Piero Gasperini, 66 tahun, telah melatih La Dea sejak 2016 dan selama delapan tahun melatih, Gasperini mampu memaksimalkan pemain-pemain di dalam skuadnya.
Tidak mudah menjadi Gasperini, sebab skuad Atalanta setiap musimnya digembosi saat pemain-pemain tenar mereka dibeli klub lain, mulai dari Rasmus Hojlund, Ruslan Malinovskyi, Cristian Romero, Robin Gosens, hingga Gianluca Mancini.
Kendati demikian, Gasperini adalah otak di balik performa stabil Atalanta setiap musimnya dan kini, klub selangkah untuk memenangi trofi Eropa.
Atalanta melaju ke final Liga Europa setelah menyingkirkan Liverpool dan Olympique Marseille, dan akan menguji tim yang belum terkalahkan saat ini, Bayer Leverkusen. Final akan dimainkan di Aviva Stadium, Kamis 23 Mei 2024 dini hari WIB.
Vincenzo Italiano
Fiorentina bukan penantang serius zona Liga Champions di Serie A setiap musimnya, tetapi dengan adanya UEFA Europa Conference League menjadi berkah bagi La Viola. Kans mereka memenangi titel Eropa terbuka lebar.
Vincenzo Italiano, 46 tahun, dua kali beruntun membawa Fiorentina ke final Conference League. Musim lalu, Fiorentina kalah dari West Ham United dan klub akan mencoba peruntungan untuk kedua kalinya.
Fiorentina ke final usai menyingkirkan Club Brugge di semifinal. Cristiano Biraghi dan kawan-kawan akan menghadapi klub Yunani, Olimpiakos, di final yang akan dimainkan di Agia Sophia AEK pada 30 Mei 2024 dini hari WIB.