Pacific Buka IBL All Indonesian 2024 dengan Menghantam Satya Wacana!
Pacific Caesar Surabaya menghantam Satya Wacana Salatiga 73-56 di laga pembuka IBL All Indonesian 2024, Minggu (22/9). Sempat kesulitan di awal, Pacific tampil dominan di babak kedua. Setelah melaju (24-11) di kuarter tiga, Pacific lanjut panas dengan 17 poin di kuarter empat.
Kemenangan ini menandai tujuh kemenangan beruntun Pacific atas Satya Wacana di tujuh pertemuan terakhir berbagai ajang (termasuk musim reguler IBL). Terakhir kali Pacific kalah atas Satya Wacana terjadi di 28 Maret 2021.
“Sebagai pelatih baru tidak banyak yang saya berikan kepada pemain,” buka Moses Foresto, kepala pelatih baru Pacific. “Saya lebih memberikan konsep bermain saja yang bisa dikembangkan oleh pemain dengan situasi yang ada di lapangan. Kami juga lebih menekankan untuk pemain mampu mengendalikan emosi mereka. Tetap mengambil keputusan yang baik meski emosi sedang tinggi.”
“Manejemen juga sudah menjalin kerja sama dengan Universitas Negeri Surabaya (Unesa) dan Universitas Airlangga untuk pengukuran fisik dan pengembangan psikologi pemain. Ini jadi hal penting untuk kami karena tidak ada gunanya pengembangan fisik dan skill jika tidak diimbangi pengembangan otak oleh pemain,” pungkasnya.
Muhammad Ariezky dan Christian Yudha menjadi pencetak angka terbanyak secara bersamaan untuk Pacific. Keduanya masing-masing mencetak 14 poin. Ariezky memasukkan 5/7 tembakan sedangkan Yudha menambahkan 4 rebound plus 4 asis. Gregorio Wibowo membukukan 12 poin dan 4 rebound sedangkan Dio Freedo punya catatan 10 poin plus 5 steal dari bangku cadangan.
Untuk Satya Wacana, Rexy Fernando memimpin tim dengan 18 poin, 4 rebound, 6 asis selama 29 menit bermain. Rexy memasukkan 7/14 tembakan, termasuk 3/7 tripoin. Bantuan untuk Rexy datang dari Hengky Lakay dengan 10 poin.
“Puji Tuhan kami bisa menyelesaikan gim hari ini,” buka Jerry Lolowang, kepala pelatih Satya Wacana. “Kami di Satya Wacana punya rencana jangka panjang untuk tim ini. Ini tahun keempat saya dan target kami adalah pengembangan selama tujuh tahun. Kami sudah melakukan investasi ke pemain-pemain muda yang ada, tapi jelas mereka masih butuh waktu”.
“Salah satu kunci untuk pengembangan skuad ini adalah kemampuan untuk mempertahankan pemain yang ada. Saya bisa bilang, Satya Wacana sudah cukup bagus untuk menggaji pemain, tapi kami butuh lebih lagi, kami butuh sponsor untuk menghindarkan kami dari menjual pemain di usia matang mereka,” pungkasnya.
Kedua tim tergabung di Grup A bersama Satria Muda Pertamina Jakarta dan Kesatria Bengawan Solo. (DRMK)
Foto: Richard Rolanda